Terungkap Ini Pemicu Trend KaburAjaDulu, Pelarian Muda-mudi Berkarir di Luar Negeri
![]() |
Pemuda yang lakukan trend kaburAjaDulu |
CariUang -Belakangan ini, media sosial ramai dengan tren #KaburAjaDulu, sebuah ungkapan yang mencerminkan keinginan banyak pemuda Indonesia untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.
Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, tetapi sebuah refleksi dari keresahan generasi muda terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan masa depan di tanah air.
Alasan Maraknya Remaja Ikut Trend KaburAjaDulu
Keputusan untuk meninggalkan negara asal bukanlah sesuatu yang mudah. Namun, bagi banyak anak muda, #KaburAjaDulu dianggap sebagai solusi untuk mencari kehidupan yang lebih menjanjikan, baik dari segi pekerjaan, pendidikan, maupun kesejahteraan. Berikut beberapa alasan mengapa banyak pemuda mengikuti tren ini:
1. Kekecewaan terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi
Tingginya angka pengangguran dan ketidakpastian ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong banyak anak muda mempertimbangkan untuk pergi ke luar negeri. Data menunjukkan bahwa pada Agustus 2024, tingkat pengangguran pemuda mencapai 17,32%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 4,82%.
Baca Juga: Mengapa Sekarang Sulit Sekali Mencari Uang? Ternyata Ini Loh Biang Keroknya
Upah yang tidak sebanding dengan biaya hidup juga menjadi masalah serius. Banyak lulusan universitas kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji layak, sementara harga kebutuhan pokok terus meningkat. Dalam kondisi seperti ini, bekerja di luar negeri dengan upah lebih tinggi dan peluang kerja yang lebih luas dianggap sebagai langkah yang lebih realistis.
2. Minimnya Peluang Karier dan Pengembangan Diri
Selain masalah ekonomi, keterbatasan kesempatan untuk berkembang juga menjadi alasan utama di balik tren #KaburAjaDulu. Birokrasi yang berbelit, nepotisme, serta kurangnya penghargaan terhadap meritokrasi membuat banyak pemuda merasa kesulitan untuk meniti karier di dalam negeri.
Di banyak sektor, peluang naik jabatan lebih sering diberikan berdasarkan koneksi daripada prestasi. Hal ini membuat anak muda yang memiliki keterampilan dan ambisi besar merasa tidak dihargai. Sementara di luar negeri, sistem kerja yang lebih transparan dan berbasis kompetensi memberikan peluang lebih besar bagi mereka yang mau berusaha.
3. Ketidakpuasan terhadap Kebijakan Pemerintah
Ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah juga menjadi faktor pendorong munculnya tren #KaburAjaDulu. Beberapa kebijakan dianggap kurang berpihak pada generasi muda, seperti pemotongan anggaran pendidikan dan pelatihan vokasi yang seharusnya menjadi bekal bagi pemuda untuk menghadapi dunia kerja.
Kurangnya dukungan bagi startup dan usaha kecil juga membuat banyak anak muda yang ingin berwirausaha merasa terhambat. Akibatnya, mereka lebih memilih pergi ke negara lain yang lebih mendukung inovasi dan perkembangan bisnis anak muda.
4. Daya Tarik Peluang di Luar Negeri
Banyak negara seperti Jepang, Kanada, Singapura, dan Australia menawarkan kondisi kerja yang lebih baik, upah lebih tinggi, serta jalur karier yang lebih jelas. Dengan sistem kerja yang profesional, lingkungan yang mendukung pengembangan keterampilan, dan jaminan kesejahteraan yang lebih baik, banyak anak muda tergoda untuk mencoba peruntungan di luar negeri.
Negara-negara tersebut juga sering membuka program khusus untuk tenaga kerja asing, seperti visa kerja, beasiswa, atau jalur migrasi permanen. Hal ini semakin memperbesar peluang bagi pemuda Indonesia yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik.
5. Kualitas Hidup dan Layanan Publik
Selain masalah pekerjaan, standar hidup yang lebih tinggi juga menjadi daya tarik tersendiri. Kualitas layanan publik seperti transportasi, kesehatan, dan pendidikan di negara maju jauh lebih baik dibandingkan dengan di Indonesia.
Banyak pemuda merasa bahwa hidup di negara dengan infrastruktur yang lebih tertata akan memberikan mereka kenyamanan dan keamanan yang lebih baik. Mereka ingin tinggal di tempat yang sistemnya lebih tertib, di mana hak-hak warga negara benar-benar dihormati, dan di mana mereka bisa mengakses layanan publik tanpa harus menghadapi birokrasi yang rumit.
6. Keinginan untuk Pengalaman dan Jaringan Global
Bagi sebagian pemuda, bekerja atau studi di luar negeri bukan hanya soal mencari penghasilan lebih tinggi, tetapi juga tentang memperluas wawasan dan pengalaman. Hidup di luar negeri memberikan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dari berbagai budaya, membangun jaringan internasional, dan belajar dari sistem yang lebih maju.
Dengan memiliki pengalaman internasional, mereka berharap bisa mendapatkan posisi yang lebih baik di masa depan, baik di negara tujuan maupun jika mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Fenomena #KaburAjaDulu bukan hanya sekadar tren di media sosial, tetapi sebuah sinyal kuat bahwa banyak pemuda Indonesia merasa tidak puas dengan kondisi di dalam negeri. Mereka mencari peluang di luar negeri untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik dari segi ekonomi, karier, maupun kualitas hidup.
Baca Juga:Pekerjaan Paling Dibutuhkan Tahun 2025, Persiapkan Sekadang Mumpung Masih Ada Waktu Sebulan
Pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu menanggapi fenomena ini dengan serius.
Jika tidak ada perubahan dalam kebijakan ekonomi, pendidikan, dan ketenagakerjaan, maka semakin banyak generasi muda berbakat yang akan memilih untuk meninggalkan Indonesia demi masa depan yang lebih cerah di luar negeri.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang lebih mendukung anak muda, meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, serta memperbaiki sistem ekonomi agar mereka merasa dihargai dan memilih untuk tetap berkontribusi di tanah air. Jika tidak, tren #KaburAjaDulu akan terus berlanjut dan bisa berdampak pada hilangnya potensi sumber daya manusia terbaik Indonesia.